Dalam sepi malam tanpa bintang,
Seorang pria termenung sendiri,
Sahabat yang dulu setia dan riang,
Kini jauh pergi, hatinya berseri.
Waktu berlalu, bayangmu memudar,
Ditemani pacarnya, sahabatku pergi,
Namun di sini, aku terkurung dalam sadar,
Mengenang tawa yang perlahan sunyi.
Kopi dingin di meja, dan suara angin,
Mengisi hampa yang kian mendalam,
Hanya memori yang terukir di dinding,
Sahabatku, di mana kini kau merajam?
Dalam sunyi, hatiku bersuara,
Mencari jejak yang telah lama pudar,
Sahabat, meski kau kini jauh di sana,
Persahabatan kita takkan pernah terlantar.
Bagus Abady,
Daya, Mei 2024
0 Comments:
Posting Komentar