Sekuat tenaga


Lengannya kekar ditempa kerasnya dunia,
wajahnya luka, hatinya penuh doa-doa,
di jalan yang terjal dia terus berlari,
tidak gentar meski dunia menghakimi.

Sepatu lusuh, baju penuh noda,  
dia tetap berjuang, tak peduli hina dan cela,  
dalam gelap terbit harapan di hatinya,  
semoga mampu melewati semua.

Hari demi hari berlalu tanpa henti,  
beban berat tak membuatnya mati,  
hidup mengajar dengan cara yang keras,  
namun semangatnya tidak punya batas.

Ia tahu jalan ini penuh rintangan,  
namun tak pernah hilang kepercayaan,  
bahwa di ujung sana ada cahaya,  
menyambut dia dengan penuh sukacita.

Di tengah kerasnya dunia yang menghajar,  
seorang anak lelaki harus terus bersabar,  
babak belur tak membuatnya mundur,  
karena dalam hatinya ada nyala tak terukur.

Bagus Abady,
Daya, Mei 2024
Share:

Perlawanan itu terus tembuh


Di sudut ruangan, di dalam tempat sampah,
Bertumpuk janji yang sudah pasti didusta,
Politikus berperut buncit dengan mulut menganga
Duduk manis seakan tanpa dosa.

Mereka duduk di kursi megah, berbicara lantang,
Mengobral janji seperti hujan di musim kering,
Rakyat menanti, berharap tanpa batas pandang,
Namun hanya dusta yang selalu terjalin.

Hari demi hari, janji-janji tinggal kata,
Rakyat lelah menanti perubahan nyata,
Politikus tersenyum, berpura-pura setia,
Namun di balik layar, ambisi saja yang membara.

Keadilan yang dijanjikan hanyalah mimpi,
Rakyat tertindas, merintih dalam sunyi,
Kebenaran tertutup oleh uang dan posisi,
Para pemimpin lupa akan nurani dan empati.

Mereka tertawa, berpesta di atas derita,
Rakyat memandang dengan mata yang menyala,
Mimpi indah yang diimingkan tak pernah nyata,
Hanya rasa sakit yang terus-menerus diterima.

Bagus Abady,
Daya, Mei 2024

Share:

Berteman bayang

 

Dalam sepi malam tanpa bintang,
Seorang pria termenung sendiri,
Sahabat yang dulu setia dan riang,
Kini jauh pergi, hatinya berseri.

Waktu berlalu, bayangmu memudar,
Ditemani pacarnya, sahabatku pergi,
Namun di sini, aku terkurung dalam sadar,
Mengenang tawa yang perlahan sunyi.

Kopi dingin di meja, dan suara angin,
Mengisi hampa yang kian mendalam,
Hanya memori yang terukir di dinding,
Sahabatku, di mana kini kau merajam?

Dalam sunyi, hatiku bersuara,
Mencari jejak yang telah lama pudar,
Sahabat, meski kau kini jauh di sana,
Persahabatan kita takkan pernah terlantar.

Bagus Abady,
Daya, Mei 2024


Share:

Tak lagi sama


Saat hari menjelang pagi teringat jelas cerita lama dengan teman-temanku,
perjalanan panjang yang dilalui bersama-sama,
terikat oleh janji "kita harus terus sama-sama",
terpisah oleh pesan singkat "gak bisa, aku udah ada janji dengan pacarku".

Melewati banyak senang dan sedih,
ikatan kita yang dulu erat sepertinya mulai merenggang,
larut dalam arus hidup yang sangat deras,
perlahan-lahan dunia mencuri kalian dariku.

Di sini kutertinggal sendirian,
tawa-tawa riang itu tidak lagi kudengar,
teman yang berjanji itu sudah mengingkari janjinya,
pergi entah ke mana, berdua dengan pacarnya.

Bagus Abady,
Daya, Mei 2024

Share: