Aku berdiri sendiri di tengah kerumunan penumpang yang berhamburan keluar dari dalam kereta, dengan teliti pandangan terus menjelahai stasiun ini, mencari seorang yang sudah lama tidak kutemui, "semoga aku tidak melupakan wajahnya" kataku dalam hati.
Terlihat dari kejauhan sesosok wanita yang tidak terlalu tinggi menatapku dengan wajah yang selalu cantik, Ayu, yah itu dia, sesosok teman lama yang sudah sangat lama tidak kutemui, "kamu tidak banyak berubah ya, hanya sedikit terlihat lebih dewasa saja" katanya sambil memelukku di tengah ramainya stasiun.
Matanya menatapku, mataku memandanganya. Dia sangat senang bisa bertemu lagi denganku, aku pun seperti itu. Kami tenggelam dalam kenangan masa lalu, sambil duduk dan minum kopi di Starbucks bandara kami bertukar banyak cerita. Tawaku pecah saat mengetahui dia ditinggal menikah mantan kekasihnya, air mata dia tumpah saat kuceritakan tentang orang tuaku yang sudah tiada. Suasana di antara kami terasa sangat hangat, aku menyadari betapa kami sangat saling merindukan.
Ayu bersandar di bahuku, dia tampak lelah setalah penerbangan yang dia lalui hampir 10 jam, aku pun diam dan mencoba mengerti, hingga sebuah pemahaman yang tak terucapkan berkembang di kepalaku. Setelah terpisah oleh jarak dan waktu yang sangat jauh nan panjang, di antara kami ada rasa yang tumbuh selain rasa rindu, sepertinya cinta diam-diam mengisi kekosongan itu.
Ayu tertidur di bahuku, kubiarkan saja, kunikmati saat-saat ini berlalu perlahan, dan kuharap bandara ini membekukan waktu, agar aku dan Ayu tidak berpisah lagi.
Bagus Abady,
Sudiang, Desember 2023