Di tengah ramai, aku berjalan sendiri,
Berteman banyak, tapi jiwaku sepi.
Bicara banyak, tertawa riang,
Namun ada ruang kosong yang tak bisa kuhilangkan.
Berteman banyak, tapi jiwaku sepi.
Bicara banyak, tertawa riang,
Namun ada ruang kosong yang tak bisa kuhilangkan.
Rumahku terasa hanya sebagai tempat tidur,
Bukan tempatku pulang, bukan tempat untuk berbicara.
Di sana hanya sunyi yang menemani,
Tak ada hangat, hanya sepi yang menyelimuti.
Teman di sisi, tapi hatiku terasing,
Sepertinya aku dan dunia ini terpisah panjang sekali.
Apakah mereka palsu, atau aku yang menutup diri?
Tak bisa terbuka, entah karena apa.
Aku simpan cerita, aku pendam sendiri,
Tak tahu kenapa, hanya tak tahu untuk berbagi.
Ingin berbicara, ingin ada yang mendengar,
Namun aku hanya sendiri.
Apa yang salah? Aku bertanya dalam hati,
Apakah ini hanya aku yang terlalu takut untuk berbagi?
Mungkin, hanya butuh sedikit keberanian,
Untuk membuka pintu hati dan berbagi dengan orang lain.
Namun di sini aku masih bertanya,
Apakah kesepian ini hanya sekadar ilusi belaka?
Atau memang aku yang belum benar-benar menemukan,
Tempat yang bisa kusebut rumah, tempat yang penuh kehangatan?
Bagus Abady,
Sudiang, Desember 2024